KBRN, Surabaya: Tradisi malam tirakatan jelang HUT RI yang biasanya di lakukan di setiap tanggal 16 Agustus, memiliki makna yang mendalam bagi seluruh masyarakat di Indonesia yang identik dengan perenungan serta mengucapkan syukur bahwasannya kemerdekaan yang di raih tidaklah mudah. Di era kekinian acara malam tirakatan menjadi sangat penting untuk menyatukan keberagaman segala lapisan masyarakat.
Menurut Pambudi Handoyo, Dosen Sosiolog, Unesa Surabaya, saat menjadi narasumber dialog Jagongan, Pro 4 RRI Surabaya, Sabtu (16 /08/2025), melalui sambungan telponnya menyatakan malam tirakatan tidak sekedar sebagai pengucapan syukur namun juga sebagai bentuk penyatuan perbedaan di kalangan masyarakat yang di lebur untuk menjalin kebersamaan dan bersatu untuk membangun kerukunan di tengah krisis perbedaan yang kerap kali terjadi.
“Konteks malam tirakatan kini sejatinya dapat di artikan melebur segala perbedaan di kehidupan bermasyarakat saat ini, moment tirakatan membawa dampak yang positif bagi seluruh masyarakat tanpa adanya diskriminasi satu sama lain,” ucapnya.
Di sisi lain Febryan Kiswanto, Ketua Karang Taruna, Kota Surabaya, saat hadir di Pro 4 RRI Surabaya, menyampaikan moment malam tirakatan menjadi bagian penting perkembangan dan kemajuan bangsa salah satunya anak muda dapat membaur serta merefleksikan diri agar kedepan dapat terus memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia. Selain itu melalui Karang Taruna anak muda di beri kesempatan untuk lebih kreatif seperti membuat pertunjukan seni atau menampilkan musik tradisional sehingga dapat mengekspresikan rasa cinta tanah air dan pelestarian budaya lokal.
“Saatnya malam tirakatan kini selain melebur keberagaman juga sebagai ajang kalangan anak muda untuk mengekspresikan diri dengan kreatifitasnya sebagai bentuk menumbuhkan nilai nilai kebangsaan yang tetap terjaga,” ujarnya.