cuan128 – Drama panjang cedera lutut Stamp Fairtex akhirnya berujung pada keputusan yang bikin heboh dunia MMA.

Petarung Thailand yang pernah menjadi ratu tiga gelar ONE Championship ini terpaksa melepas sabuk juara kelas atom MMA pada bulan lalu.

Keputusan pahit itu datang setelah cuan128 proses pemulihan cedera lututnya meleset jauh dari ekspektasi awal.

Stamp yang seharusnya sudah fit untuk bertarung melawan Denice Zamboanga di Denver pada Agustus lalu malah harus menelan kenyataan pahit bahwa tubuhnya belum siap.

Ajang bergengsi ONE Championship di Ball Arena Colorado pun akhirnya diundur sampai Juni 2026.

Dampaknya, Zamboanga otomatis naik takhta sebagai juara sejati tanpa harus berkeringat di atas ring.

Buat Stamp, situasi ini jelas menjadi pukulan telak kedua dalam beberapa tahun terakhir.

Sebelumnya, dia sudah kehilangan dua mahkota lainnya di mana sabuk Muay Thai jatuh ke tangan Allycia Rodrigues sementara gelar kickboxing direbut Janet Todd.

Dari penguasa tiga olahraga, Stamp kini terpaksa lengser dan tak punya sabuk satu pun.

Situasi ini wajar bikin banyak pihak bertanya-tanya apakah Stamp bakal memilih pensiun dini?

Apalagi di usia 27 tahun dengan segudang pencapaian, keputusan untuk menggantung sarung tangan bukanlah hal yang mustahil.

Terlebih lagi, cedera lutut bukan candaan.

Banyak atlet yang harus mengakhiri karier secara prematur gara-gara masalah serupa.

Operasi yang sudah dijalani Stamp setahun lalu ternyata belum cukup memulihkan kondisi sepenuhnya.

Spekulasi pensiun makin kencang ketika Stamp terlihat lebih sering fokus pada pendidikan.

Baru-baru ini dia bahkan lulus kuliah dan melanjutkan ke program S2 Manajemen Olahraga.

Tetapi, rupanya semua dugaan itu salah besar.

Dalam wawancara dengan Bangkok Post, Stamp terang-terangan membantah semua rumor soal pensiun dini.

“Oke, ingat kata-kata saya, saya tidak berpikir tentang pensiun meskipun sedang menderita cedera,” tandas Stamp.

“Saya ingin berhenti ketika sudah seharusnya pensiun, bukan karena kacaunya lutut saya.”

Pernyataan itu langsung mengindikasikan bahwa bara api Stamp masih tetap membara untuk terus bertempur.

Stamp mengaku memang belum bisa menjalani latihan penuh tetapi semangatnya untuk kembali ke ring tak pernah padam.

“Saya suka bertarung. Saya suka memiliki banyak penggemar yang melihat saya.”

“Mereka kehilangan saya sebagai inspirasi mereka, jadi saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa saya bisa kembali setelah operasi,” tuturnya.

“Saya tidak akan menyerah. Saya akan tetap kembali, lagi dan lagi. Saya tidak akan pensiun. Jangan khawatir.”

Soal strategi pemulihannya, Stamp bilang dia tidak mau main-main.

Target sembuh 100 persen menjadi prioritas utama, bukan sekadar asal bisa bergerak.

“Jika hanya 80 persen, ketika saya bertarung bisa sakit lagi, dan saya harus kembali menjalani operasi, rehab, pemulihan.”

“Saya tidak ingin membuang waktu. Saya ingin sembuh 100 persen sehingga tidak perlu khawatir sama sekali.”

Yang bikin menarik, Stamp justru yakin versi terbaiknya belum keluar.

Dia optimistis comeback-nya nanti bakal menampilkan sosok yang lebih berbahaya dari sebelumnya.

“Saya pikir sekarang bukanlah versi terbaik dari saya. Saya bisa meningkat lebih dari ini.”

“Begitu saya kembali, saya akan bisa mencapai versi yang lebih baik dari diri saya dan membangun basis penggemar yang lebih besar.”

Terkait kapan dia akan kembali bertarung, Stamp menargetkan akhir 2025 sebagai waktu yang realistis walau semuanya bergantung pada kondisi lututnya.

“Saya pikir tahun ini saya bisa bertarung. Dalam enam bulan, saya bisa kembali.”

“Tetapi semuanya tergantung pada lutut saya. Saya benar-benar lapar untuk bertarung,” ungkap Stamp.

“Saya ingin pergi ke mana-mana. Saya ingin bepergian.”

“Saya tidak tahu bagaimana cuaca di Colorado sampai saya menjadi petarung dan terkenal, jadi sekarang saya tahu apa rasanya.”

“Tentu saja jika saya bisa bertarung lagi dan semuanya baik-baik saja, 100 persen, saya akan sangat senang kembali untuk bertemu penggemar saya di sana,” pungkasnya.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Nick Atkin (@nickatkinone)